oleh : Joko Andris
Kota Malang, orang mengenalnya sebagai kota apel, kota pendidikan, kota bunga, dan masih banyak lagi sebutan untuk menunjukan kelebihan kota Malang. Kota Malang terletak pada ketinggian kurang lebih 440 m dpl. Dikelilingi oleh beberapa gunung antara lain gunung Semeru, gunung Arjuno, gunung Kawi, membuat kota Malang memiliki hawa yang cukup sejuk dan pemandangan yang indah. Hal ini membuat para arsitek zaman Belanda banyak membuat bangunan di kota Malang dan tentu saja beberapa diantaranya memiliki nilai sejarah dan arsitek yang cukup tinggi. Sebut saja kawasan Jl. Ijen, Balaikota Malang, Alun-alun kota Malang dan masih banyak lagi. Sekitar 17 tahun yang lalu ketika itu saya masih kecil, saya melihat masih banyak wisatawan asing yang sesekali berjalan kaki atau naik becak mengelilingi kota Malang. Saat itu di kawasan Jalan Ijen bangunan – bangungan kuno peninggalan Belanda masih berdiri kokoh, dengan hawa yang sejuk pula membuat wisatawan sesekali berhenti dan mendokumentasikan perjalanan mereka. Tidak hanya wisatawan asing, wisatawan lokal yang kebanyakan orang tua yang sudah tidak tinggal di kota Malang juga menikmati nostalgia masa lalu seperti Es Talun, Taman Ijen, Taman Malabar. Jika membayangkan kota Malang pada saat itu rasanya sungguh nyaman dan indah.
Tetapi kondisi saat ini telah berubah. Bangunan – bangunan kuno dan memiliki nilai sejarah serta wisata satu persatu sudah mulai hilang, bangunan – bangunan itu telah beralih fungsi dan telah direnovasi dengan gaya yang lebih modern, di beberapa tempat dijadikan pusat perbelanjaan, yang kian hari membuat kota malang semakin ramai. Wisatawan asing saat ini sudah jarang terlihat, mungkin sudah tidak ada apa – apa lagi untuk dinikmati. Kawasan Jalan Ijen sekarang telah menjadi kawasan hunian modern yang mewah, stadion Gajayana bahkan disandingkan dengan pusat perbelanjaan dan masih banyak contoh lagi yang membuat saya membayangkan apa jadinya kota Malang bebebrapa tahun kedepan.
Sebagai kota wisata hampir tidak ada lagi yang bisa untuk dilihat, saya yakin wisatawan Asing tidak terlalu tertarik dengan pusat-pusat perbelanjaan atau mall-mall. Yang kita harap dari pemerintah adalah perhatian terhadap keberadaan bangunan-bangunan kuno di kota Malang, dan yang tetap menjadi pertanyaan akankah Malang Tempoe Doloe akan dipertahankan atau akan dimusnahkan …………..
Tetapi kondisi saat ini telah berubah. Bangunan – bangunan kuno dan memiliki nilai sejarah serta wisata satu persatu sudah mulai hilang, bangunan – bangunan itu telah beralih fungsi dan telah direnovasi dengan gaya yang lebih modern, di beberapa tempat dijadikan pusat perbelanjaan, yang kian hari membuat kota malang semakin ramai. Wisatawan asing saat ini sudah jarang terlihat, mungkin sudah tidak ada apa – apa lagi untuk dinikmati. Kawasan Jalan Ijen sekarang telah menjadi kawasan hunian modern yang mewah, stadion Gajayana bahkan disandingkan dengan pusat perbelanjaan dan masih banyak contoh lagi yang membuat saya membayangkan apa jadinya kota Malang bebebrapa tahun kedepan.
Sebagai kota wisata hampir tidak ada lagi yang bisa untuk dilihat, saya yakin wisatawan Asing tidak terlalu tertarik dengan pusat-pusat perbelanjaan atau mall-mall. Yang kita harap dari pemerintah adalah perhatian terhadap keberadaan bangunan-bangunan kuno di kota Malang, dan yang tetap menjadi pertanyaan akankah Malang Tempoe Doloe akan dipertahankan atau akan dimusnahkan …………..
0 comments on “Kota Malang Telah Berubah” Add yours →